SAMPANG - Dunia pendidikan kembali tercoreng khususnya di Kabupaten Sampang, dimana dengan adanya anak didik Ristiana Nilly Siaya tujuh (7 tahun) yang sampai saat ini harus berhenti mendapatkan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) lantaran diduga menjadi korban keegoisan pemilik yayasan yang menolak menerimanya. Rabu (08/09/2021)
Nilly sapaan akrabnya merupakan anak ke - 5 dari pasangan M. Anwar dan Mai warga Desa Banjar Kecamatan Kedungdung Kabupaten Sampang, harus berhenti sekolah lantaran ditolak bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Aflah Irsyadul Waro yang tidak jauh dari rumahnya.
Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kementerian Agama (Kemenag) Sampang, Mawardi menyampaikan saat di konfirmasi terkait adanya penolakan anak didik oleh yayasan tersebut mengatakan, mengenai yayasan pihaknya tidak memiliki wewenang terhadap sekolah tersebut.
“Setelah dikonfirmasi terhadap pemilik yayasan karena merupakan pondok, jadi Pak Kiai merasa takut karena pondok ini ingin tenang, ” jelasnya
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, sebelumnya kakak kandung dari Nilly pernah bersekolah yang sama, namun belum mendapatkan Bantuan Siswa Miskin (BSM), meski sudah di ajukan tetap belum mendapatkan bantuan yang dimaksud karena jumlahnya hanya sebagian yang mendapatkan.
Lanjut Mawardi mengatakan, Setalah diajukan tetap belum mendapatkan bantuan, orang tua wali atau bu Mai sempat marah dan sempat mengancam akan mempolisikan.
“Pak Kiai takut, sebelumnya pak kiai juga tidak tau bahwa nilly merupakan adik dari saudaranya yang sudah lulus tersebut, setelah mendapat informasi dari salah satu wali kelas bahwa anak dari bu Mai sekolah di tempat yang sama, dengan sepontan menolak takut hal yang sama terulang kembali.” Terangnya.
Ditambahkan mawardi, sudah melakukan koordinasi kepada pak kiai selaku pemilik yayasan, namun saat itu pak kyai menyampaikan pihaknya merasa trauma, dan terkait kelembagaan sekolah atau yayasan tersebut merupakan swasta sehingga tidak bisa berbuat banyak.
Sementara itu sampai berita ini terbit, nilly belum melanjutkan sekolah dan belum ada dari pihak yayasan bahkan perangkat Desa Banjar Kecamatan Kedungdung yang datang, bahkan hal tersebut malah mendapatkan perhatian dari yayasan Nurul Huda Sampang yang datang ke rumah Nilly sembari menawarkan bantuan.
“Kemaren ada 10 orang datang kerumah dari pihak yayasan Nurul Huda Sampang, karena mendapat informasi dari pemberitaan, terdapat tulisan dari wali kelas dan satu lagi saya orang tua dari Nilly menolak pernyataan dari pihak sekolah atau yayasan yang mengancam dan mau memposisikan yayasan tersebut.” ungkap Bu Mia orang tua Nilly. (Hid)